Dipaparkan Luhut, Kim memiliki rencana membenamkan investasi pada bidang 'hidro power' atau tenaga air untuk kebutuhan pembangkit listrik di Kalimantan Utara, hingga bandara di Tanah Air.
"Jadi mereka melihat Indonesia tempat yang bagus untuk berinvestasi. Karena itu hidro power green energi. Green energi itu kami kaitkan dengan mobil listrik. Jadi semua pas," kata Luhut di kantornya kawasan Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Keinginan Kim pun sudah mendapat 'restu' dari Presiden Joko Widodo. Mereka juga sudah melangsungkan pertemuan di Istana Negara pagi tadi.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia memang tengah bersiap masuk ke era kendaraan listrik. Jokowi pun sudah menerbitkan payung hukum khusus kendaraan tanpa emisi melalui Peraturan Presiden (Perpres) 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Berbasis Listrik untuk Transportasi Jalan.
Sementara itu, pada sektor infrastruktur pengisian listrik kendaraan saat ini juga sudah dibangun PLN di sejumlah titik. Namun, pembangkit listrik PLN ini mayoritas belum menggunakan energi terbarukan. Sedangkan kendaraan saat ini dituntut menggunakan energi baru tanpa emisi gas buang.
Oleh sebab itu, Pembangkit Listrik Tenaga Tenaga Air (PLTU) diharapkan menjadi solusi untuk itu semua.
[Gambas:Video CNN]
Sebagai informasi Kim akan berinvestasi di Indonesia melalui Global Infrastructure Partners (GIP) pada 2020. Investasi GIP ini merupakan ekuitas swasta yang berinvestasi dalam proyek-proyek di negara kaya dan berkembang.
Kim bakal berinvestasi senilai US$3 miliar atau sekitar Rp41,9 triliun (asumsi kurs Rp13.982 per dolar AS).
"Tiap tahun katanya mereka mau (investasi) US$3 miliar. Tapi saya bilang tahun berikutnya bertambahlah, US$5 miliar," kata Luhut, kemarin.
(ryh/lav)
No comments:
Post a Comment