Keluarga dari seorang wanita yang menjadi korban kendaraan swakemudi milik Uber Technologies Inc di Arizona telah mencapai kata sepakat dengan perusahaan penyedia layanan tumpangan, sehingga mengakhiri potensi pertarungan hukum atas kasus korban jiwa pertama yang disebabkan oleh kendaraan swakemudi.
Cristina Perez Hesano, seorang pengacara dari firma hukum Bellah Perez di Glendale, Arizoa mengatakan “masalahnya telah diselesaikan” antara Uber dan putri serta suami dari Elaine Herzberg, 49 tahun, yang tewas setelah ditabrak oleh kendaraan serbaguna swakemudi milik Uber saat menyebrang jalan di pinggiran kota Tempe awal bulan ini.
Syarat kesepakatan penyelesaian masalah tidak diungkapkan. Firma hukum yang mewakili putri Herzberg dan suami mendiang, yang nama-namanya tidak diungkapkan, menyatakan mereka tidak memiliki komentar lainnya karena menganggap masalahnya telah diselesaikan.
Seorang wanita juru bicara Uber menolak untuk berkomentar.
Dampak dari kecelakaan ini dapat menghambat pengembangan dan pengujian kendaraan swakemudi, yang dirancang untuk melakukan tugas secara berangsur-angsur jauh lebih baik ketimbang manusia pengemudi dan untuk mengurangi secara tajam jumlah kecelakaan fatal akibat kendaraan bermotor yang terjadi setiap tahunnya.
Uber telah menangguhkan uji coba di tengah insiden ini. Toyota Motor Corp dan pembuat chip, Nvidia Corp, juga telah menangguhkan uji coba swakemudi di jalan-jalan umum, sambil menunggu hasil penyelidikan terkait kecelakaan di Tempe, yang dipercaya sebagai kematian pertama pejalan kaki akibat ditabrak oleh kendaraan swakemudi.
Direktur utama Nvidia, Jensen Huang, mengatakan Uber tidak menggunakan arsitektur platform swakemudi buatan perusahaannya.
Direktur Utama Toyota Amerika Utara, Jim Lentz, menyatakan perusahaannya berharap “segera” dapat memulai lagi uji coba kendaraan-kendaraan swakemudi, sementara memperingati bahwa risiko yang terus ada akan mempengaruhi kemajuan industri kendaraan swakemudi.
“Akan ada kecelakaan yang dibuat oleh kendaraan, dari sistem, dan seratus atau 500 atau seribu orang berpotensi kehilangan nyawa dalam kecelakaan seperti yang telah kita saksikan di Arizona,” ujar Lentz hari Kamis dalam perhelatan Reuters Newsmakers yang berhubungan dengan pameran otomotif di New York.
“Pertanyaan utamanya untuk pemerintah adalah: Seberapa besar risiko yang mereka bersedia tanggung? Apabila anda dapat menyelamatkan 34.000 nyawa, apakah anda bersedia untuk berpotensi menyaksikan hilangnya nyawa 10 atau 100 atau 500 atau 1000 orang?” ujarnya. “Dan menurut saya jawabannya saat ini adalah mereka tidak bersedia untuk menanggung risiko itu – dan keputusan itu akan benar-benar menghambat adopsi kendaraan swakemudi.”
Kecelakaan fatal yang terjadi pada tanggal 18 Maret dekat pusat kota Tempe juga menunnjukkan tantangan tanggung jawab yang belum pernah ada sebelumnya karena kendaraan swakemudi, yang masih berada pada tahap pengembangan, melibatkan sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang rumit yang acapkali dipasok oleh para pemasok dari luar.
Herzberg sedang mendorong sepeda sambil menyebarangi jalan dengan empat lajur di luar tempat penyebrangan saat ia ditabrak. Rekaman video dari kamera yang dipasang di dasbor di dalam kendaraan, yang dirilis oleh kepolisian Tempe, menunjukkan kendaraan serbaguna itu sedang berjalan di sepanjang jalan yang gelap saat lampu depan kendaraan tiba-tiba menyorot Herzberg yang melintas di depan kendaraan serbaguna.
Rekaman video lainnya menunjukkan detik-detik sebelum terjadi kecelakaan, manusia pengemudi cadangan pengaman yang berada di belakang setir hanya menunduk ketimbang memperhatikan jalan. [ww]
Baca Di berikut nya https://www.voaindonesia.com/a/uber-hindari-pertarungan-hukum-dengan-keluarga-korban-kendaraan-swakemudi/4325250.html
No comments:
Post a Comment