Inas awalnya menyinggung tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menurutnya ingin selalu melakukan intervensi di berbagai sektor pemerintahan, termasuk soal hukum. Bahkan Inas menuding Amien menginginkan setiap orang di kubu Prabowo-Sandi tak tersentuh oleh hukum.
"Sudah saya katakan dalam kasus Lieus Sungkharisma bahwa tim sukses Prabowo-Sandi ingin selalu intervensi di berbagai sektor pemerintahan, terutama di sektor hukum, di mana setiap orang di kubu mereka harus memperoleh perhatian khusus. Bahkan Amien Rais menginginkan lebih dari itu, yakni setiap orang yang bergabung di kubu Prabowo-Sandi tidak boleh disentuh oleh hukum," ujar Inas dalam keterangan tertulis, Jumat (8/2/2019).
Inas juga menyinggung pernyataan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo yang menilai wajar jika Amien Rais mempertanyakan Jokowi saat mendampingi pemeriksaan Ketua PA 212 Slamet Ma'arif. Pernyataan tersebut dinilai Inas sebagai berahi Amien Rais untuk mem-back up kubunya yang tersandung kasus hukum.
"Selain itu, pernyataan Dradjad Wibowo semakin menegaskan tentang berahi Amien Rais apabila kubunya sudah merebut kekuasaan, maka dia akan mem-back up pelanggaran-pelanggaran hukum konco-konconya, seperti yang terjadi pada salah seorang sahabatnya, yakni Ketua PA 212 Slamet Ma'arif, yang diperiksa oleh kepolisian karena diduga melakukan pelanggaran pemilu," ungkapnya.
Kembali ke pernyataan Faldo, Inas menilai salah jika Faldo menyebut Amien telah selesai dengan dirinya sendiri. Menurutnya, Amien ingin berkuasa terhadap penguasa.
"Jadi sangat salah kalau kita beranggapan bahwa Amien Rais sudah selesai dengan hidupnya, karena berahi ingin berkuasa terhadap penguasa tidak pernah tercapai. Di era Gus Dur, Amien Rais gagal menguasai Gus Dur, di era SBY dia juga gagal menguasai SBY. Harapan dia satu-satunya adalah mencoba untuk menguasai Prabowo apabila paslon nomor 02 tersebut menang. Karena gejala tersebut sudah terlihat di mana Prabowo begitu patuh kepada Amien Rais bak kerbau dicokok hidungnya," ucap Inas.
Sebelumnya, Wasekjen PAN Faldo Maldini Faldo Maldini menyebut Amien Rais konsisten kritis terhadap penguasa.
"Kalau pemimpinnya Pak Prabowo, saya yakin beliau akan punya sikap yang sama bila situasinya begini. Sudah teruji konsistensi Pak Amien, beliau kritis terus ke penguasa yang lemah, yang tidak mampu gunakan kekuasaannya untuk melindungi dan penuhi hak warga negara. Ya, saya kira biasa saja. Beliau sudah lakukan itu dari dulu," kata Faldo Maldini kepada wartawan, Kamis (7/2).
Menurut Faldo, kritik Amien Rais kepada Presiden Jokowi merupakan kewajiban kelompok terdidik dalam demokrasi. Selain itu, ada puluhan laporan yang tidak diproses kepolisian selama ini.
"Bila kami yang mencari keadilan, ada puluhan laporan, tidak jelas prosesnya udah sampai mana. Sementara orang-orang yang kritis menilai kepentingan warga adalah yang paling utama malah cepat proses hukumnya. Silakan, pihak petahana periksa sendiri. Saya merasa kerasnya Pak Amien terhadap kesewenang-wenangan itu adalah kewajiban kelompok terdidik di dalam demokrasi," jelas Faldo.
"Kritik Pak Amien bukan soal benci. Beliau sudah selesai dengan dirinya. Tidak ada itu. Ini soal kepentingan publik. Beliau itu paham teori politik dari A sampai Z, sekaligus melakukannya," imbuh dia.
Amien Rais mendampingi Ketua PA 212 Slamet Ma'arif, yang diperiksa karena dilaporkan dengan dugaan melakukan kampanye saat menjadi pembicara dalam acara tablig akbar PA 212 Solo Raya pada 13 Januari 2019. Di Polresta Surakarta, Amien sempat memberikan peringatan kepada Jokowi.
"Saya ingatkan Pak Jokowi. Pak Jokowi, apa sih maumu?" kata Amien kepada wartawan di Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (7/2).
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo menyebut wajar Amien Rais mempertanyakan Jokowi sebagai presiden. Apalagi kepolisian berada di bawah presiden.
"Dengan adanya ketidakadilan di atas, wajar kalau Pak Amien mempertanyakan seperti itu. Kok ke Pak Jokowi? Ya karena beliau adalah presiden, sementara Kepolisian itu ada di bawah kekuasaan presiden. Masa mempertanyakan seperti itu tidak boleh," kata Dradjad.
(azr/fdn)
No comments:
Post a Comment