Saat uji terbang, New Shepard melonjak tajam lebih dari 65 mil ke atmosfer Bumi. Perusahaan yang dipimpin Jeff Bezos ini mengatakan bahwa uji terbang ke-12 New Shepard merupakan yang terakhir sebelum resmi dikomersialkan.
Setelah 10 menit berada di atmosfer Bumi, New Shepard kembali ke Bumi menggunakan tiga parasut untuk memperlambat laju roket seperti dikutip CNN.
Selain menyelesaikan uji terbang roket New Shepard, Amazon memiliki sebuah proyek yang disebut OSCAR untuk membantu Badan Antariksa Amerika (NASA) memahami bagaimana peneliti dapat mengubah limbah menjadi tenaga penggerak atau pendukung kehidupan saat misi eksplorasi ruang angkasa.
Perusahaan dikabarkan akan mematok harga sekitar US$200ribu hingga US$300 ribu (sekitar Rp2,8 miliar- Rp4,3 miliar) per orang. Bahkan diketahui ada hotel ruang angkasa yang dirancang oleh perusahaan penyedia transportasi antariksa yakni Orion Span, untuk memenuhi kebutuhan turis.
Meski belum beroperasi, pemesanan kamarnya sudah mulai dibuka untuk umum. Sesampainya di stasiun luar angkasa milik Orion Span, tamu bisa melakukan aktivitas layaknya astronot seperti melayang di tengah langit sampai menanam tumbuhan untuk dipanen.
Selama berada di dalam "hotel", tamu sekaligus bisa menikmati segala macam fenomena alam. Tak hanya belasan momen matahari terbit dan terbenam, momen Cahaya Utara juga bisa dengan mudah disaksikan selama 24 jam.
Paket menginap di Aurora Station diganjar dengan harga yang tak murah, yakni seharga US$9,2 juta (sekitar Rp126 miliar) per orang. Harga tersebut belum termasuk biaya deposit dan pendaftaran seharga US$80 ribu (sekitar Rp1,1 miliar) per orang.
Orion Span berencana untuk mulai menerbangkan tamunya ke luar angkasa pada akhir tahun 2022.
Selain mengoperasikan hotel, Orion Span juga akan membuka lahan di langit untuk apartemen dan laboratorium luar angkasa, sebuah ide yang memang sangat di luar nalar jika dipikirkan pada saat ini.
(din/DAL)
No comments:
Post a Comment