Kepolisian mengatakan butuh waktu lebih dari lima jam untuk menyelamatkan enam korban tewas menggunakan dua helikopter. Keenam jenazah kemudian diangkut ke kapal milik angkatan laut yang berlabuh di area lepas pantai.
Dilansir AFP, tim penyelamat mengerahkan drone untuk menemukan keenam mayat dalam operasi pencarian korban pada Jumat (13/12).
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan pihaknya tidak akan terus berupaya menemukan dua mayat yang tersisa dari insiden ini"Kami mengerti ini merupakan bencana yang menjadi momen keputusasaan dan sedih mendalam bagi keluarga dan teman untuk orang yang mereka cintai," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
Pemantauan yang dilakukan tim vulkanologi mencatat aktivitas gunung dalam status Siaga level dua. Sebelumnya tim penyelamatan juga mengingatkan adanya potensi terjadi letusan sehingga operasi penyelamatan bisa dibatalkan sewaktu-waktu.
Proses penyelamatan korban sempat tertunda lantaran abu pekat dan gas beracun yang masih mengepul di sekitar lokasi kejadian.
Ahli vulkanologi GeoNet, Nico Fournier mengatakan bahaya yang dihadapi tim penyelamatan bisa sewaktu-waktu terjadi ketika gunung kembali menyemburkan magma dan abu panas.Kepolisian memastikan akan turun tangan menyelidiki kematian wisatawan apakah ada kelalaian atau pelanggaran prosedur hingga menyebabkan pengunjung tewas dalam kejadian.
Saat gunung itu meletus, pulau itu sedang disinggahi oleh 47 wisatawan dari kapal pesiar asal Karibia, Ovation of the Seas, yang sedang berlabuh di Pulau Utara. Turis yang hilang dan terluka berasal dari Amerika Serikat, Australia, China, Inggris dan Malaysia. (evn)
No comments:
Post a Comment