Friday, December 13, 2019

Habiskan Rp60 M, BPPT Rilis 12 Buoy Generasi Terbaru 2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan 12 alat peringatan dini tsunami atau buoy generasi terbaru di seluruh Indonesia hingga 2020 sebagai langkah mitigasi awal bencana tsunami.

Disebutkan, harga satu unit buoy generasi keempat itu dibanderol dengan harga Rp5 miliar. Harga tersebut sudah termasuk biaya pemeliharaan senilai Rp750 juta per tahun.

"Rp5 miliar harga, deployment dan termasuk maintenance satu tahun. Kalau maintenance itu Rp750 juta per tahun," kata Kepala BPPT Hammam Riza saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (13/12).

BPPT terlebih dahulu meluncurkan empat buoy di perairan selatan jawa. Ke depan, lembaga akan menambah delapan buoy lagi.


"Jadi sekarang empat buoy, nanti 2020 akan ada delapan lagi. Bukan hanya buoy. kita juga akan meluncurkan CBT," sebut Hammam.

Pada 2024, BPPT akan menggelar dua kabel bawah laut atau Indonesia Cable Based Tsunameter (Ina-CBT) sepanjang 1.000 kilometer (Km). Saat ini, panjang kabel sudah sepanjang 500 Km, sehingga total akan menjadi 1.500 Km.

Pada 2024, BPPT akan memiliki total 24 buoy. Dari 24 buoy ini, 12 buoy akan beroperasi, sisanya akan difungsikan sebagai cadangan atau pengganti buoy ketika harus mengisi baterai atau harus dirawat.


"Tapi produksinya sendiri itu akan berjumlah total 20 di tahun 2020. Jadi total itu 24 yang beroperasi itu 12, buoy sisanya itu untuk back up. Kalau baterai habis atau harus maintainance," ujarnya.

Lebih lanjut, Hammam yakin jumlah buoy ini cukup untuk mendeteksi dini tsunami di seluruh Indonesia. Ia menjelaskan kombinasi buoy dan CBT bisa mendeteksi tsunami yang terjadi jauh dari pesisir dan dekat dari pesisir.

"Kalau buoy ini untuk tsunami terjadi di laut lepas pantai yang berjarak sekitar 200 mil dari pesisir. Sedangkan CBT tak jauh dari pesisir. Jadi CBT melengkapi buoy yang diletakkan jauh," kata Hammam.

Buoy dan CBT ini merupakan bentuk mitigasi dan reduksi resiko bencana untuk early warning system. Ia mengatakan pendeteksian dini tsunami penting karena kecepatan gelombang tsunami yang fantastis.

"Misalnya contoh gempa di Samudra Hindia jauh dari pesisir, tapi tsunami bergerak dengan kecepatan 800 km per jam. Semakin dekat semakin tinggi," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (jnp/lav)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment