Mengutip Antara, harga minyak berjangka Brent naik tipis sebesar US$0,09 per barel ke level US$64,34 per barel. Kemudian, harga minyak WTI menguat US$0,22 per barel menjadi US$59,24 per barel.
OPEC dan sekutunya telah memutuskan untuk mengurangi lebih banyak produksi minyak pada kuartal I 2020 sebesar 500 barel per hari. Alhasil, jika semula kelompok itu hanya memangkas produksi 1,2 juta barel per hari, nantinya bertambah menjadi 1,7 juta barel per hari.
"Para produsen mengumumkan pengurangan produksi pekan lalu, pasar bertahan sedikit," kata Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian, dikutip Rabu (11/12). Hanya saja, pasar tetap resah menanti kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Hal itu mempengaruhi permintaan minyak ke depannya.
Para perunding AS dan China saat ini masih berupaya mencapai kesepakatan dagang. Kedua pihak akan berunding pada 15 Desember nanti, ketika tarif baru AS terhadap barang-barang China dimulai.
Diketahui, pemerintah China sebelumnya mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus tarif impor sejumlah barang dari AS. Upaya China dinilai positif dalam pembahasan perundingan perang dagang dengan AS.
Sebelumnya, harga minyak sempat terkoreksi lantaran ekspor China menurun dalam empat bulan terakhir. Pelemahan ekspor Negeri Tirai Bambu tersebut dipengaruhi oleh perang dagang.
Pihak bea dan cukai China mengumumkan nilai ekspor turun 1,1 persen pada November 2019. Angkanya berbanding terbalik dengan proyeksi sejumlah pihak yang naik 1 persen.Tercatat, pada perdagangan Senin (9/12), harga minyak berjangka Brent terkoreksi 0,25 persen ke level US$64,25 per barel. Kemudian dan WTI turun 0,24 persen di level US$59,02 per barel.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)
No comments:
Post a Comment