1. Putin-Presiden Ukraina Lanjutkan Proses Perdamaian Konflik Krimea
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sepakat melanjutkan proses perdamaian menyusul konflik berdarah yang masih berlangsung di timur Ukraina dan pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 lalu. Kesepakatan itu dicapai Putin dan Volodymyr dalam pertemuan perdana mereka di Paris, Prancis, pada Selasa (10/12) kemarin.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman, Angela Markel, menjadi penengah dalam pertemuan itu. Mereka fokus membicarakan masa depan perjanjian damai Rusia-Ukraina yang diteken pada 2015 lalu di Minsk.
Dalam pertemuan itu, Putin dan Zelensky disebut sepakat berunding lagi dalam empat bulan kedepan untuk menemukan solusi baru atas konflik yang berlangsung di wilayah timur Ukraina itu. Konflik tersebut merenggut nyawa lebih dari 14 ribu orang selama lima tahun berlangsung.
2. Duterte Cabut Status Darurat Militer di Mindanao
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memutuskan untuk tidak memperpanjang status darurat militer di wilayah Mindanao.
Juru bicara kepresidenan Salvador Panelo mengatakan status darurat militer yang telah berlangsung selama dua tahun itu itu akan dicabut pada 31 Desember mendatang.
"Istana (presiden) yakin akan kemampuan pasukan keamanan kami dalam menjaga perdamaian dan keamanan Mindanao tanpa memperpanjang darurat militer," kata Salvador Panelo dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Selasa (10/12).
Panelo mengungkapkan keputusan itu diambil setelah Duterte mendapat masukan dari penasihat keamanan tentang melemahnya kekuatan kelompok teroris.
3. Kebakaran Hutan di Australia Lebih Parah dari RI dan Brasil
Jumlah titik kebakaran hutan yang melanda Australia dilaporkan mencapai dua kali lipat dari titik api di Indonesia bahkan Brasil.
Menurut Data Satelit Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), intensitas nyala api karhutla Australia bahkan lebih besar dari kebakaran hutan yang terjadi di seluruh dunia.
NASA mendeteksi ada lebih dari 5.748 titik api yang muncul di Australia selama 48 jam terakhir. Jumlah itu melebihi total titik api yang ditemukan di Brasil, Indonesia, dan India.
4. Di Mahkamah Internasional, Suu Kyi Didesak Setop Bantai Rohingya
Gambia meminta Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) mendesak Myanmar menghentikan genosida terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya.
Pernyataan itu diutarakan Gambia dalam sidang perdana audiensi terkait gugatan negara Afrika Barat terhadap Myanmar ke ICJ terkait dugaan pelanggaran HAM yang diterima etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
"Satu hal yang Gambia minta adalah Anda (hakim ICJ) perintahkan Myanmar untuk menghentikan pembunuhan tanpa dasar, menghentikan aksi barbar, menghentikan genosida terhadap rakyatnya sendiri," kata Menteri Kehakiman Gambia Abubaccar Tambadou di depan hakim ICJ di Den Haag, Belanda, Selasa (10/12).
Sementara itu, pemimpin de facto Myanmar, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, memimpin langsung tim kuasa hukum negaranya dalam sidang tersebut.
Dilansir AFP, dengan pakaian tradisional Myanmar, Suu Kyi tiba di markas ICJ dengan rombongan delegasinya yang dikawal polisi.
Suu Kyi memasuki ruang sidang tanpa bicara sepatah kata pun kepada media. Suu Kyi akan memberikan jawaban terkait gugatan itu hari ini. (ayp/ayp)
No comments:
Post a Comment