"Tahun depan akan ada pemilu di AS, pemilihan presiden. Kami rasa siapapun yang menang itu akan tetap membuat tensi perdagangan AS dan China tinggi," ucap Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Senin (9/12).
AS dan China memang sedang dalam masa perundingan untuk menyepakati perjanjian perang dagang fase pertama. Namun, kedua negara ini belum juga meneken kesepakatan tersebut.
Trump sebelumnya menyatakan penandatanganan kesepakatan kemungkinan besar baru terjadi setelah pemilu di AS tahun depan. Sementara, pasar menanti kedua negara segera menyepakati perjanjian perdagangan agar ekonomi global pulih. Hal ini juga yang menjadi sorotan pemerintah. Ditambah, situasi di Eropa juga tidak bisa dibilang cukup baik.
Rencana Inggris untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa atau disebut Brexit disebut-sebut akan mempengaruhi situasi politik dan ekonomi di Eropa dan global. Makanya, Suahasil mengklaim ekonomi Indonesia masih cukup menantang tahun depan.
"Eropa belum akan membaik. Inggris masih akan tetap dalam posisi memastikan bagaimana dia bisa melewati Brexit," jelas Suahasil.
Di tengah situasi ini, ia menyatakan pemerintah akan menggenjot agar proses penerbitan undang-undang (UU) terkait omnibus law bisa segera rampung. UU itu khususnya mengenai cipta lapangan kerja.
"Jadi aturannya tak lagi menghambat investasi, di dalamnya akan ada mengenai reformasi tenaga kerja, kemudahan berusaha, lalu kawasan ekonomi khusus," jelas Suahasil.
[Gambas:Video CNN] (aud/agt)
No comments:
Post a Comment