Seperti dilansir The New York Times, Rabu (11/12), laporan tersebut tidak merinci kapan peristiwa itu terjadi tetapi hanya disebutkan pada awal tahun 2019. Pengaduan itu ditemukan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) saat mengusut apakah kejadian itu mengandung unsur terorisme.
Menurut Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Alshamrani menjalani pendidikan di AS sejak Agustus 2017 dan seharusnya lulus pada bulan yang sama tahun depan.
Dalam laporan aduan tersebut tertulis insiden itu terjadi di dalam kelas meteorologi. Ketika itu sang instruktur bertanya kepada para siswa apakah ada yang mempunyai pertanyaan.
Sang instruktur lantas menunjuk kepada Alshamrani dan seketika melontarkan julukan itu kepadanya.
"Dia tertawa dan melanjutkan pertanyaan, 'Kenapa? Kamu belum pernah lihat bintang porno?' Setelah saya tidak menanggapinya, dia kemudian beralih," lanjut isi laporan Alshamrani.
Lembaga yang menaungi instruktur itu dan mengelola pelatihan bagi kalangan sipil dan militer, CAE USA, sempat mendekati Alshamrani dan mengusulkan supaya sang pelatih itu meminta maaf. Namun, Alshamrani menolak.
Alshamrani dilaporkan sangat terganggu dengan insiden itu. Bahkan dua perwira dari AS yang satu angkatan dilaporkan membantu Alshamrani mendaftarkan laporan perlakuan buruk itu.
Pentagon dan FBI menolak berkomentar soal kejadian tersebut. Akan tetapi, belum diketahui apakah insiden itu turut memicu tindakan Alshamrani menembaki sejumlah rekan kelasnya.
Menurut laporan yang belum terkonfirmasi, Alshamrani disebut sempat memutar rekaman video penembakan pada saat makan malam sehari sebelum kejadian. Dia juga sempat mencuit melalui akun Twitter dengan menyatakan AS bukan cuma melakukan kejahatan terhadap kaum Muslim tetapi juga kepada kemanusiaan.
Dalam insiden itu, polisi terpaksa menembak mati Alshamrani. FBI kini menginterogasi sejumlah serdadu Saudi rekan mendiang yang juga sedang menempuh pendidikan di AS.
No comments:
Post a Comment